Memotret Dieng
Selain
di puncak Jayawijaya Papua yang berselimut salju, di Jawa pun ternyata ada
fenomena air yang membeku menjadi butiran es. Dataran tinggi Dieng (Dieng Plateau) tempatnya. Setiap musim
kemarau di sekitar bulan Juli—Agustus suhu di dataran tinggi tersebut turun
drastis sampai sekitar nol derajat celcius pada sore dan malam hari, sehingga
embun akan berubah menjadi butiran es. Bagi masyarakat di kawasan dataran
tinggi Dieng fenomena ini biasa disebut dengan bun upas.
Fenomena
bun upas sangat menarik perhatian
orang-orang untuk datang dan merasakan sendiri butiran es yang terhampar luas.
Meski dingin menusuk tulang tetapi pengalaman merasakan berjalan di hamparan
butiran es menjadi daya tarik tersendiri, apalagi di negara bersuhu tropis ini.
Dan untuk mendokumentasikan pengalaman tersebut kamera menjadi barang yang
wajib dibawa.
Dieng
merupakan dataran tinggi di Jawa. Tingginya sekitar 2000 meter di atas permukaan
laut. Suhu rata-rata berkisar antara 12—20⁰ C di siang
hari dan 6—10⁰ C pada malam hari. Dieng adalah kawasan vulkanik
aktif di Jawa Tengah yang masuk dalam wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten
Wonosobo, berada di sebelah Barat jajaran Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing (sumber: www.wikipedia.org).
Pengalaman
saya mengikuti kegiatan outcamp “Let’s
Explore Dieng” kelas 5 siswa Sekolah Alam Cikeas (SAC) menjadi satu pembelajaran
yang sangat berkesan. Meski tak sempat mengalami fenomena bun upas, tetapi suhu yang dingin dan panorama alam pegunungan
Dieng yang selalu berkabut membuat saya tertantang untuk menyalurkan hobi memotret
saya. Jauh hari sebelum keberangkatan saya mencoba untuk telusur internet
perihal fotografi di cuaca dingin dan hasilnya banyak sekali artikel yang bisa
dipakai sebagai panduan dalam memotret.
Di
bulan Mei suhu pada malam hari berkisar antara 8—11⁰ C dan siang hari berkisar di 18—22⁰ C, tetapi perlakuan terhadap kamera dan trik
memotret pada suhu dan cuaca yang cepat sekali berubah tetap harus menjadi
prioritas perhatian.
Karena keterbatasan perlengkapan fotografi, saya
hanya membawa 1 kamera DSLR + 1 batere cadangan. Tas kamera yang di dalamnya
sudah saya persiapkan plastik perekat kedap udara (seal plastic) dan 1 saset teh celup (pengganti silica gel), lalu kain lembut, sarung
tangan, dan kamera HP (kamera yang simpel sebagai cadangan).
Pagi hari kabut masih tebal menyelimuti
pegunungan Dieng. Saat terbaik untuk mengarahkan kamera ke area pegunungan dan
kawasan pertanian kentang. Nuansa mistis akan tercipta dimana gunung seperti mengambang (melayang)
layaknya negeri di atas awan. Siang hari terik pun kita masih bisa memotret.
Langit biru yang cerah dapat menjadi latar yang mempesona bagi kawasan Kawah
Sikidang yang tandus dan panas atau kawasan Candi Arjuna yang menggambarkan
kemegahan peradaban masyarakat Hindu masa lampau.
Dieng memang menebarkan sejuta spot menarik untuk
diabadikan. Spot yang menjadi fenomenal dan ramai dikunjungi adalah melihat
matahari terbit. Untuk mendapatkan momen terbaik melihat matahari terbit kita
sudah harus berada di desa Sembungan yang merupakan desa tertinggi di Jawa pada
dini hari menjelang subuh (sekitar jam 3). Lalu mendaki perbukitan Sikunir
menuju puncaknya selama kurang lebih 1 jam dan tepat sekitar pukul 5 pagi akan
muncul lembayung kuning emas, awal matahari akan terbit. Memotret di puncak
perbukitan yang dingin dan melihat proses matahari terbit menjadi daya tarik
banyak wisatawan.
Selepas itu semua, kinerja kamera di cuaca dingin
menjadi sangat vital dalam mengabadikan setiap momen. Perhatian ekstra ketat
terhadap batere dan body kamera, juga perlakuan kepada kamera pasca memotret
dan media penyimpanan menjadi prioritas perhatian berikutnya. Cuaca dingin akan
membuat daya batere cepat sekali berkurang, karenanya saya telah siapkan batere
cadangan.
Kamera selalu saya simpan di dalam tas kamera,
tidak digantung di leher. Hal ini untuk mengisolasi kamera dari udara dingin
dan menghindari embun yang dapat mengenai body kamera yang akan menyebabkan
korosi. Bila tidak digunakan untuk memotret kamera saya masukkan ke dalam
plastik kedap udara yang di dalamnya sudah saya letakkan 1 saset teh celup. Teh
celup dapat menggantikan silica gel, berfungsi
menarik udara lembab yang ada di dalam plastik.
Menjaga kamera agar tetap kering saya gunakan
kain lembut untuk membalut kamera. Cuaca dingin yang ekstrem dapat menyebabkan
pembekuan di dalam kamera sehingga menimbulkan gangguan pada bagian yang
terbuka lainnya. Menyimpan kamera ke dalam tas kamera juga merupakan tindakan
kondensasi (penyesuaian suhu).
Dieng masih menyimpan banyak spot menarik yang
belum terekspos. Menjaga alam, merawat budaya lokal menjadi tugas kita semua
sebagai bentuk publisitas Dieng sebagai kawasan wisata sekaligus situs budaya.